Jumat, 30 Maret 2018

Kemanusiaan Pendeta Bertato dari Semarang | PT Solid Gold Berjangka

PT Solid Gold Berjangka - Sebagian orang mungkin tak menyangka Agus Sutikno adalah pendeta gara-gara penampilannya.

Dia memiliki badan dan wajah penuh tato, rambut gondrong dan kerap mengenakan sepatu boots. Bisa jadi, pria berusia 43 tahun itu lebih mirip pemain musik aliran cadas.

Namun, pendeta itu justru memberikan pertolongannya kepada kaum papa. Ini macam pecandu narkoba, Penjaja Seks Komersial (PSK) hingga mereka yang terjangkit virus HIV/AIDS.


Lihat jg: Menag: Selesaikan Konflik Masjid di Papua Lewat Musyawarah

Perubahan hidup Agus dimulai sejak 15 tahun lalu.

"Hidup saya dulu berantakan, nakal, sampai melawan orang tua. Tapi sudahlah, saya tidak mau menguliknya kembali, itu masa lalu yang tidak pas utk saya ceritakan kepada banyak orang," kata dia kepada CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.

Dia sempat masuk ke Sekolah Teologia di Probolinggo, Jawa Timur. Setelah lulus, Agus kemudian memutuskan utk memberikan pelayanan rohani dan kemanusiaan di kawasan kumuh Kota Semarang.

Lihat jg: Jumat Agung di Larantuka Jadi Agenda Wisata Rohani

Pelayanan kemanusiaan dan rohani yang dilakukan Agus di jalanan akhirnya membuat dirinya kerap disebut 'pendeta jalanan'. Agus kemudian merintis dan mendirikan Yayasan Hati Bagi Bangsa di kawasan Tanggul Indah Semarang, yang jg dikenal sebagai lingkungan prostitusi jalanan.

Hanya dengan ruangan berukuran 3x5 meter, yayasan tsb jg menjadi rumah belajar bagi 150 anak-anak dari keluarga miskin.

"Yayasan ini menjadi pengayom bagi mereka yang membutuhkan. Mereka yang dermawan memberikan bantuan, disalurkan oleh yayasan," ujar Agus.

Melanjutkan Studi

Septi (18), salah satu dari anak Yayasan Hati Bagi Bangsa bersyukur karena bisa mengenal pendeta jalanan tsb. Septi yang nyaris berhenti putus di SMA mendapat dukungan hingga kini dapat meneruskan pendidikannya ke Perguruan Tinggi.

"Bangga, bersyukur sekali kenal dan dekat sama Om Agus. Saya tidak mungkin seperti sekarang tanpa Om Agus. Dia menolong tanpa membedakan golongan dan agama," kata Septi.

Lihat jg: Paskah, Paus Sebut Hukuman Mati Tak Sesuai Ajaran Kristen

Khusus di masa Paskah, Agus menyatakan perayaan itu selalu menjadi motif menolong sesama tanpa melihat latar belakangnya.

"Ini yang saya pakai utk melakukan pelayanan kemanusiaan secara nyata," papar Agus.

Solid Gold Berjangka
Solid Gold

0 comments :

Posting Komentar