PT Solid Gold Berjangka
-- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi terkoreksi pada
perdagangan hari ini, Jumat (26/3). Laju indeks saham tertekan karena
kenaikan imbal hasil/yield obligasi AS.
Analis
Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan yield
obligasi AS dengan tenor 10 tahun masih bertengger di level 1,61 persen.
"Dari
global masih dibayangi kekhawatiran kenaikan yield obligasi serta kasus
covid-19 yang meningkat di beberapa negara," ujarnya dalam risetnya.
Sedangkan,
lanjut dia, masih minim sentimen dari dalam negeri. Secara teknikal,
IHSG mengindikasikan potensi pelemahan jangka menengah.
Ia memproyeksi indeks saham bergerak di rentang support 6.215-6.275 dan resistance 6.083-6.119.
Senada,
Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan pasar mewaspadai
dampak pemberian stimulus AS senilai US$1,9 triliun. Kucuran insentif
jumbo itu diprediksi mendorong kenaikan yield obligasi AS.
"IHSG berpotensi bergerak tertahan di akhir pekan dengan level support resistance 6.060-6.180," imbuh dia.
Selain
itu, investor merespons proyeksi pertumbuhan PDB Indonesia yang minus
pada kuartal I 2021. Karenanya, pasar cenderung menantikan pelonggaran,
dan strategi lanjutan dari pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi.
"Ekonomi
Indonesia diperkirakan baru pulih pada kuartal II 2021, sehingga saat
ini investor mengantisipasi dampak eksternal kegiatan ekonomi karena
stimulus AS memicu kenaikan yield obligasi," terang dia.
Sementara
itu, saham utama Wall Street kompak menguat. Tercatat, indeks Dow Jones
Industrial Average naik 0,62 persen menjadi 32.619.
Lalu,
S&P 500 naik 0,69 persen menjadi 3.909. Sedangkan, indeks Komposit
Nasdaq ditutup menguat 0,12 persen ke posisi 12.977.
0 comments :
Posting Komentar