Selasa, 07 Maret 2017

SOLID GOLD | Selokan Mataram, Penyelamat Rakyat Yogyakarta dari Kekejaman Jepang

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Pada zaman kolonialisme Jepang, di sejumlah daerah, masyarakat pun dipaksa menyetorkan makanan sekaligus melakukan Romusha (kerja paksa) untuk membangun proyek jalan, rel kereta api, lapangan udara, & menggali batu bara.


Para tentara Jepang memperlakukan rakyat Indonesia dgn sangat kejam, tanpa diberi makan yg cukup, apalagi mementingkan kesehatan mereka.

Jadi tak heran banyak yg terbunuh karena pekerjaan tersebut.

Hal tersebut tentu saja tidak diinginkan oleh siapapun termasuk pemimpin Yogyakarta saat itu, Sultan Hamengkubuwono IX.

Sultan dgn segala cara berusaha keras untuk melindungi rakyatnya dari kekejaman fasisme Jepang.

Lewat jalur musyarawarah tentu saja tidak akan berhasil, satu-satunya cara adalah dgn mengelabui tentara Jepang.

Sultan yg saat itu diberi wewenang dari Jepang untuk mengurus pemerintahan Daerah Istimewa buatan Jepang memanipulasi jumlah penduduk & hasil bumi Yogyakarta.

Dia berhasil meyakinkan Jepang bahwa daerahnya tidak mampu menghasilkan bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan penduduk.

Karena pada saat itu Yogyakarta adalah daerah yg sempit, selalu banjir ketika hujan & tanahnya kering untuk pertanian.

Untuk itulah, demi menghindari Romusha, Sultan berkilah tenaga pria Yogyakarta sangat dibutuhkan untuk membangun saluran irigasi.

Tidak hanya itu, Sultan pun meminta dana untuk membangun irigasi, agar daerahnya bisa menyetorkan hasil bumi kepada Jepang.

Tapi siapa sangka, Jepang memberikan dana untuk membangun saluran & pintu air untuk mengatur air hujan dari genangan air laut.

Maka dimulailah pembangunan Gusei Hasuiro & Gunsei Yosuiro itu, yg kini dikenal dgn sebutan Selokan Mataram.

Saluran air yg mengalirkan air dari Kali Progo ke Sleman & daerah-daerah kering lain di arah Timur ini ternyata mampu membantu wilayah Yogyakarta menekan kekurangan pangan dgn hasil pertanian, sekalipun beberapa persen disetorkan kepada Jepang.

Karena kecerdikan Sultan Hamengkubuwono IX inilah, akhirnya rakyat Yogyakarta terhindar dari kewajiban Romusha yg mengerikan.

Meskipun berupa saluran irigasi namun Selokan Mataram dijadikan sbg destinasi wisata yg menarik sambil menyusuri jejak sejarah Mataram.

Baca Juga : Istana Bogor & Misteri Supersemar | SOLID GOLD
http://bit.ly/2mZlLRn

Petualangan wisata biasanya dilakukan pada bulan Oktober hingga Mei.

Karena di bulan Juni hingga September selokan akan dikeringkan sbg usaha untuk pemutusan siklus hama.

Di sini dapat digunakan untuk berpetualang menggunakan sepeda maupun menyusuri aliran air selokan.

Ada dua rute yg dapat dipilih oleh petualang wisata. Rute yg pertama, menyusuri jalur selokan ke arah timur & berakhir di Sungai Opak, Kalasan.

Rute yg kedua, menyusuri jalur selokan ke arah barat & berakhir di hulu Sungai Progo, Dusun Ancol, Kabupaten Magelang.

Selain berpetualang dgn menaiki sepeda menyusuri Selokan Mataram bersejarah ini dari daratan, petualangan dapat jg dilakukan dgn mendayung kano & arung jeram.

Area yg biasa digunakan untuk mendayung kano oleh pecinta alam berada di daerah pedesaan setelah melewati ring road.

Aktivitas arung jeram biasanya dilakukan di Bendung Karang Talun di hulu selokan yg mengalir deras ke Sungai Progo.

Masyarakat di sepanjang selokan memanfaatkannya dgn memancing ikan-ikan yg hidup di aliran air.

(Prz - Solid Gold)

0 comments :

Posting Komentar