Transformasi dan perubahan sangat dekat dalam makna. Dan belakangan ini kita sering mendengar kata transformasi digandengkan dengan organisasi, bisnis, atau teknologi.
Di mana pun transformasi akan terjadi, mengubah organisasi bukanlah pekerjaan mudah karena perubahan ini tidak begitu saja terjadi. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, ada banyak orang harus diajak bekerjasama dan didorong ke arah perubahan tersebut.
Transformasi dalam organisasi TI pun demikian, sebuah pekerjaan yang kompleks. Selain isu-isu yang jamak ditemukan dalam suasana transformasi, ada beberapa hal unik yang harus dihadapi para IT leader dalam mentransformasikan organisasinya.
IT Transformation Institute memformulasikan empat pilar transformasi untuk membantu mengubah departemen TI menjadi the next-generation IT organization.
1. Kepempimpinan (leadership)
Perubahan tidak akan terjadi dari atas ke bawah maupun sebaliknya. Transformasi akan terjadi ketika setiap orang dalam organisasi melihat dirinya sebagai seorang IT leader. Setiap orang merasa dirinya bertanggung jawab mewujudkan perubahan tersebut. Setiap orang dalam organisasi harus mencanangkan visi yang selaras visi organisasi.
Mentransformasi organisasi TI harus dimulai dari kepemimpinan. Kalau Anda adalah salah satu bagian dari tim eksekutif, Anda akan berperan besar. Kuncinya adalah memberi tantangan kepada tim dan memercayai keputusan yang mereka buat. Tetapi jika Anda bukan bagian dari jajaran eksekutif, mulailah berpikir dan bertindak seperti seorang IT leader.
2. Menyatukan “silo” dan mengembangkan tim berkemampuan tinggi
Salah satu kendala transformasi yang kerap tak kasatmata adalah adanya “pulau-pulau” dalam organisasi. Organisasi TI pun mengalami hal tersebut. Bahkan di departemen TI, pulau-pulau ini sudah dianggap kewajaran, tetapi berpotensi menghambat transformasi.
Oleh karena itu, pemimpin TI harus memfokuskan diri pada pengembangan tim dengan kemampuan tinggi. Mereka harus mampu “menguasai medan” di seantero perusahaan dan menjembatani “pulau-pulau TI” yang ada. Langkah penting yang harus dilakukan adalah membuka peluang untuk dialog terbuka. Kedua, merancang visi yang menarik dan dapat diadaptasi oleh organisasi.
3. Persamaan pelanggan (customer equation)
Persamaan pelanggan berbunyi seperti ini: nilai yang diperoleh (perceived value) = nilai bisnis (business value) + pengalaman pelanggan (customer experience). Jika di dalam perusahaan, TI diposisikan sebagai business enabler terpercaya dan penyedia layanan andal, Anda harus memastikan bahwa organisasi TI dapat memberikan perceived value yang tinggi. Perceived value adalah kombinasi antara nilai bisnis yang dapat diantarkan oleh layanan TI dan penglaman customer dalam menerima nilai tersebut. Tanpa memahami persamaan tersebut dan memerhatikan dua komponen tadi, transformasi apapun tiada berarti bagi pelanggan.
4. Mengkatalisasi perubahan
Tidak cukup jika para pemimpin TI hanya memahami hasil yang diharapkan dari transformasi. Mereka harus menjadi katalis bagi perubahan, dan itu artinya membutuhkan keterlibatan dalam berbagai aktivitas yang dirancang untuk merealisasikan visi; mendorong keterlibatan semua orang dan merancang investasi; dan secara efektif mengkomunikasikan dan melatih organisasi dalam peran barunya.
0 comments :
Posting Komentar