Tema : Pembangunan Sumber Daya Manusia dan IPTEK.
Moderator : Prof. Wikorita Karnawati. (Wakil Rektor Universitas Gajah Mada/ UGM).
KPU :
Tema
ini menjadi penting karena tema ini menjadi sebuah refleksi mengenai
peran Indonesia di depan negara-negara lain, bagaimana Indonesia bisa
berdiri di atas kaki sendiri.
Moderator : Selamat malam
hadirin, malam ini kita akan membahas tentang pembangunan sumber daya
manusia dan IPTEK, dan saya adalah moderator malam ini.
SEGMEN I : PENYAMPAIAN VISI MISI CAWAPRES
Jusuf Kalla :
Hari
ini kita berbicara mengenai Sumber daya manusia dan IPTEK. Konstitusi
mengajarkan kepada kita bahwa Bangsa harus memastikan pemberdayaan
kepada ilmu pengetahuan.
Apabila kita berbicara tentang
SDM kita berbicara tentang bangsa karena berbicara SDM berarti
berbicara tentang objek dan subjek bangsa yakni manusianya. Berbicara
tentang pengetahuan artinya berbicara tentang pendidikan dan
pengembangan teknologi.
Kita belajar dari bangsa lain, dimana bangsa maju karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologinya.
Apa
yang harus kita lakukan untuk meningkatkan pengetahuan kita, yakni kita
harus meningkatkan system pendidikan kita. Kita sudah memiliki
lembaga-lembaga seperti BPPT, Universitas dan lain-lain. Kita harus
menggunakan lembaga ini sebagai tombak ujung pengembangan pendidikan.
Tentu
kita butuhkan usaha untuk pembangunan itu semua., sehingga
mudah-mudahan melalui acara ini, kita bisa mengetahui apa yang paling
kita butuhkan di Indonesia.
Hatta :
Kita
sangat tergantung kepada kualitas sumber daya manusia yang sangat
bergantung kepada dua factor yakni pendidikan dan kesehatan.
Prabowo dan hatta berkeyakinan kita maju jika SDM dan penguasan IPTEK menjadi pilar utama pembangunan bangsa.
Kata
kunci adalah sejauh mana kita bisa membuat seluruh bangsa Indonesia
menikmati pendidikan secara inklusif, berkeadilan, sejauh mungkin dan
merata.
Kita harus memperluas akses dan jangkauan pendidikan, Karena itu kita mencanangkan wajib belajar 12 tahun.
IPTEK
harus dikembangkan, bagaimana IPTEK dapat membangun bangsa dan
bagaimana pengembangan IPTEK menjamin keberlangsungan pengelolaan Sumber
daya alam.
Terkait kesehatan, kita memastikan untuk akses BPJS semakin diperhatikan, dan akses kesehatan kepada seluruh rakyat.
Kita
harus memastikan bahwa seluruh rakyat mendapatkan akses pengembangan
inovasi dan akses kesehatan dan akses kepada pendidikan itu poin kita.
Terima kasih.
SEGMEN II : PENAJAMAN VISI MISI CAWAPRES
Moderator :
Mohon
bapak untuk mempertajam lagi bagaimana bapak bisa menjalankan
pendidikan inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan sebagaimana kita
mengetahui anggaran kita terbatas untuk hal itu, serta bapak menjelaskan
lebih lagi bagaimana meningkatkan produktivitas pengembangan inovasi di
dalam keterbatasan dan darimana anggaran itu bisa kita dapatkan ?
Hatta :
Negara
wajib melaksanakan pengembangan sumber daya alam diatur oleh pasal 31.
Tentu kita harus menyiapkan anggaran itu. Untuk membangun pusat-pusat
inovasi menjadi penting karena itu menjadi alat kita untuk meningkatkan
daya saing bangsa kita.
Prabowo Hatta mempersiapkan
untuk inklusif dan berkeadilan tersebut, kita menyiapkan anggaran,
meningkatkan dua kali lipat biaya operasional, dan mempersiapkan sepuluh
trilliun untuk hal tersebut dalam jangka waktu 5 tahun ke depan,
Kita harus mengembangkan pendanaan tersebut untuk tiga hal utama.
1. Kualitas
2. Keterjangkauan
3. Guru harus kita tambah sedikitnya 800 ribu dan kualitas serta kesejahteraannya.
IPTEK akan seiring dengan pengembangan SDM dan kualitas bangsa Indonesia.
Kita yakin bisa bangun dengan memperhatikan hal tersebut.
Moderator :
Bapak
menyoroti system pendidikan yang menekankan di bidang budi pekerti.
Pendidikan budi pekerti tentu membutuhkan waktu dan proses yang lama,
bagaimana bapak yakin mampu menyusun sistem pendidikan ini dalam
keperiodean bapak dan bagaimana bapak yakin mampu menangani gap
kesenjangan untuk pengembangan Inovasi nantinya ?
Jusuf Kalla :
Pengembangan
budi pekerti bisa dilakukan di semua mata pelajaran. Kita bisa
melakukan di mata pelajaran sejarah, mata pelajaran matematika seperti
kedisiplinan.
Contohnya di pendidikan mata pelajaran
bahasa Indonesia, kita bisa membuat cerita heroik di dalamnya. Seperti
cerita kancil yang cenderung menipu bisa kita hilangkan dan hal-hal
lain.
Kita mengenal revolusi mental membutuhkan proses.
Ini menjadi penting karena kita harus mengevaluasi mengenai kualitas
guru juga, terkait sertifikasi guru. Sehingga guru bisa menguasai mata
pelajaran dan mampu menyampaikan kepada siswanya. Hal ini tentu sejalan
dan didukung kesejahteraan guru yang diperhatikan secara lebih lagi.
Terkait
inovasi, Pemerintah harus memihak kepada ide dalam negeri, sehingga
terjadi peningkatan Inovasi dalam negeri. Inovasi dapat dikerjakan,
mengenai biaya, kita cukup dua puluh persen dan itu selalu bertumbuh
dalam segi margin jumlah.
Yang kita butuhkan hanyalah
efisiensi. Kita ingin Lembaga tinggi, institusi research, kita akan
menggabungkan itu semua untuk menghasilkan percepatan pembangunan.
Terima kasih.
SEGMEN III : PERTANYAAN MODERATOR
Moderator :
Menyadari
adanya kesenjangan dalam kualitas SDM dan penyebarannya di berbagai
daerah Indonesia, dan daya saing SDM kita yang rendah di pasar global.
Bagaimana bapak mengatasi hal tersebut. Justru SDM berkualitas malah
memilih berkarya di luar Bagaimana Bapak menanggapi ini?
Jusuf Kalla :
Seperti
kita pahami SDM berbeda karena pendidikan yang berbeda. Kita perlu
pemetaan mengenai pendidikan di daerah yang kurang. Distribusi guru
harus diperhatikan serta kurangnya dorongan supaya rakyat mengikuti
pendidikan.
Kita mengapresiasi gerakan Indonesia
mengajar yang dilakukan oleh Bapak Anies, itu salah satu contoh untuk
menangani kesenjangan.
Ada dua factor yang harus diperhatikan, yakni pendidikan dan ekonomi.
Yang kedua maaf? (moderator : SDM diluar memilih berkarya di luar).
Kita
memperhatikan dari segi positif mereka menghasilkan devisa yang baik
bagi negara kita. Negatifnya adalah kontribusi mereka menjadi tidak
terlalu tinggi.
Kita harus perhatikan itu terjadi
karena mereka merasa dihargai di luar. Tentu kita harus memperhatikan
masalah itu. Untuk SDM boleh bekerja di luar negeri namun ke depannya
itu untuk mencari pengalaman.
Moderator :
Menyadari
adanya kesenjangan dalam kualitas SDM dan penyebarannya di berbagai
daerah Indonesia, dan daya saing SDM kita yang rendah di pasar global.
Bagaimana bapak mengatasi hal tersebut. Justru SDM berkualitas malah
memilih berkarya di luar Bagaimana Bapak menanggapi ini ?
Hatta :
Dari 150 juta angkatan kerja kita memang 45 persen masih tamatan SD. Hanya 8 persen yang tamatan Perguruan tinggi.
Jadi
sebenarnya ini yang harus kita perhatikan. Kita harus meningkatkan
tamatan Perguruan tinggi minimal 40 persen. Bagaimana dengan tamatan SD
yang sudah di lapangan. Maka kita harus meningkatkan training di
lapangan.
Kita harus meningkatkan dan menumbuhkan pusat-pusat pengembangan Sumber-sumber pertumbuhan baru berbasis produk lokal.
Terhadap adanya tenaga kerja yang di luar, ada dua pendekatan.
Kita
harus melihat dari satu sisi mengenai strategi pembangunan kita, contoh
jika kita menjual bahan mentah kita tentu para engineer kita akan
bekerja di luar, yang kedua kita memperhatikan contoh di India mereka
bekerja di luar tetapi tujuannya untuk membuka lapangan pekerjaan
domestik. Seperti itu yang kita lakukan.
Moderator :
kita
sadari bahwa Indonesia menjadi pasar produk teknologi bangsa lain.
Padahal kita memiliki ratusan perguruan tinggi, banyak institusi
berbasis riset teknologi dan industry terkait tetapi tidak bersinergi,
bagaimana bapak memperhatikan masalah itu ?
Hatta :
Kita
harus memperhatikan bahwa regulasi untuk mempermudah para pelaku
inovasi, yang kedua perusahaan harus ditekan untuk memperhatikan riset.
Khusus
masalah banjirnya import, bahwa pemerintah prabowo hatta, mengedepankan
seluruh sumber daya alam kita dikelola berdasarkan value aided.
Pendekatan Industri untuk mengurangi import dengan triple helix, yakni dunia usaha, dunia riset, dan dunia pelaku.
Kita
harus focus. Mau tidak mau anggaran yang hanya 0.1 dari GDP kita harus
kita tingkatkan untuk riset yakni minimal 10 trilliun.
Dalam
konteks-konteks tersebut, kita harus memasukkan berbasiskan pada
pengembangan pada IPTEK yang semakin dikembangkan lebih lagi.
Moderator :
kita
sadari bahwa Indonesia menjadi pasar produk teknologi bangsa lain.
Padahal kita memiliki ratusan perguruan tinggi, banyak institusi
berbasis riset teknologi dan industry terkait tetapi tidak bersinergi,
bagaimana bapak memperhatikan masalah itu,.?
Jusuf Kalla :
Perkembangan
teknologi memang sangat cepat. Contoh IT berkembang seratus persen
setiap 18 bulan. Jika kita tidak memperhatikan ini dengan baik kita akan
ketinggalan.
Apabila bangsa lain dalam industri ingin
masuk ke Indonesia, harus ada aturan bahwa bangsa itu harus
berkontribusi kepada pelaku industri dalam negeri. Yang kedua harus ada
barrier tariff untuk meningkatkan pemberdayaan pelaku inovasi dalam
negeri.
Terkait sinergi atas lembaga-lembaga perguruan
tinggi dan institusi riset, Kita harus mengembangkan pemofukasan
berbagai Universitas dalam negeri contoh ITB mau kemana, UGM kemana?,
ini harus difokuskan sehingga berkontribusi jelas ke dalam negeri.
Koordinasi
sangat penting, dengan catatan, dimana setiap ada paten ketika adanya
inovasi, Universitas harus mendapatkan share. Ini akan meningkatkan
proses pengembangan inovasi yang sangat tinggi ke depannya.
Kebijakan
pemerintah harus mengutamakan pemihakan ke dalam pengusaha dan pelaku
dalam negeri. Hanya dengan cara itu kita bisa maju. Terima kasih.
SEGMEN IV : SALING BERTANYA ANTAR CAWAPRES
Hatta :
Saya
bertanya yang ringan saja pak, kita banyak mengenal revolusi, dan kita
tahu revolusi adalah suatu proses yang memang sulit dikendalikan
dibandingkan reformasi. Bagaimana dengan revolusi mental, apa sebenarnya
yang tidak relevan lagi values kita contoh pancasila ?
Jusuf Kalla :
Revolusi
jangan disalah artikan sebagai sebuah pemberontakan. Revolusi adalah
bekerja cepat. Contoh pak capres selalu berkata bocor. Bagaimana kita
bisa melakukan ini? Harus cepat yang revolusi.
Pendidikan
harus cepat dimeratakan, kita tidak menunggu berpuluh tahun, sudah
habis periode. Kita harus kerjasama. Kita harus perhatikan bahwa tidak
semua diubah, namun bagaimana kita bisa bekerja dengan cepat.
Proses cepat kan namanya revolusi.
Jusuf Kalla :
Pak
hatta, selalu kita menyebut bonus demografi. Kalau kita tidak hati-hati
bahwa bonus demografi kadang-kadang bisa menjadi bahaya, bagaimana
bapak menjadikan itu bukan sebagai bencana?
Hatta :
Usia produktif tidak hanya usianya yang produktif tetapi produktivitasnya juga harus produktif.
Kita
harus perhatikan total factor productivity, harus kita masukkan dalam
agenda pengembangan ekonomi. Bonus demografi harus dapat meningkatkan
pertumbuhan pendapatan produk Neto bisa lebih dari 10 persen.
Kesenjangan
usia yang muda dari 0-15 , dan yang 60 ke atas harus kita dekati dengan
program social protection, sedang yang produktif, kita harus perhatikan
dengan pendekatan program employment yang ditinggikan.
Hatta :
Barusan saya tadi mendengar, Pak JK mengatakan soal sertifikasi guru, tetapi seingat saya justru itu yang ditolak?
Jusuf Kalla :
Berbicara visi, pak hatta bisa membaca semua visi misi kami. Kami tidak menolak itu, bahkan itu diatur dalam undang-undang.
Tujuan
kita meningkatkan kesejahteraan guru, bahkan presiden pun tidak bisa
membatalkan UU sesukanya. Kita berkomitmen untuk meningkatkan itu semua.
Jusuf Kalla :
Kita
masih mengirim TKI ke luar dalam jumlah yang banyak, pertanyaannya
apakah sudah bebas dari masalah?, kita perhatikan sangat banyak masalah
para pekerja kita di luar negeri. Bagaimana pendapat Bapak terkait hal
ini ?
Hatta :
Yang pertama kita harus
mendorong pertumbuhan ekonomi kita, mengembangkan usaha kewirausahaan.
Ini akan meningkatkan employment di dalam negeri kita.
Kita
menjadi bangsa yang terhormat, dimana kita tidak hanya mengirim tenaga
pekerja namun tidak pembantu saja, jadi yang ke luar negeri harus yang
berskill bukan pekerja kasar.
Sedangkan untuk pekerja
wanita, kita harus moratorium, karena terlalu banyak masalah yang
mengganggu masalah harkat martabat bangsa kita dengan adanya banyak
tindak kekerasan terhadap wanita.
SEGMEN V : KORESPONDENSI I ANTAR CAWAPRES
Jusuf Kalla :
Pak
hatta, setiap debat, pak prabowo berbicara tentang kebocoran negara,
pertanyaannya Apakah bapak ketahui itu ada kebocoran 3 trilliun setiap
hari terjadi?, apakah penyelenggaran pengelolaan sumberdaya sebegitu
buruknya?
Hatta :
Pak prabowo
subianto, tidak mengatakan 1000 trilliun dari apbn, tetapi yang dimaksud
adalah potential lost. Apabila kita hanya pandai menjual bahan mentah,
maka kita tidak akan mendapatkan value added sama sekali. Atau kita
menjual bahan baku batu bara terlalu murah.
Pemerintahan pak SBY sudah melakukan pengelolaan itu, jadi tidak betul 1000 trilliun dari APBN. Terima kasih.
Jusuf Kalla :
Kalau itu kebocoran tentu tercermin di KPK. Apakah itu terkait dengan mafia minyak, mafia bibit dan lain sebagainya?
Apa usaha menyelesaikan itu apabila anda diberi wewenang.
Hatta :
Pak
JK, apapun yang namanya mafia, adalah tindak kejahatan. Serahkan kepada
KPK. Tetapi kalau yang dimaksud mengapa kita harus impor minyak. Bapak
kan tahu karena bapak bagian pemerintah di Keep 1.
Mengimpor minyak bukan sebuah kejahatan, namun jika terindikasi tentu harus ditindak.
Hatta :
Bapak
JK, pertanyaan saya ringan. Orang sering bertanya tentang daya saing
kita. Ada tiga indicator utama yang mempengaruhi daya saing kita.
Menurut pak JK apa indicator. Kita.
Jusuf Kalla :
Indeks
yang paling mudah adalah kemudahan berusaha. Apabila kita ingin
perbaikan di indeks itu maka harus meningkatkan kemudahan di birokrasi
perizinan. Karena itulah yang paling berat.
Yang kedua adalah masalah perburuhan, yang harus kita perhatikan.
Hatta :
Saya
kira apa yang disampaikan tidak sepenuhnya benar. Menurut saya yang
paling penting adalah inovasi. Kesiapan kita mengenai teknologi sangat
penting, yang sangat besar kita perlu perhatikan adalah infrastruktur.
Jusuf Kalla :
Tadi
memang karena meminta pendapat saya. Dalam pembahasan-pembahasan,
infrastruktur penting, bapak sendiri tidak melakukan itu. Kita mudah
bicara akan tetapi bapak sendiri tidak melakukan. Lampu kita mati terus
itu karena tidak ada pelaksanaan.
Di mimbar ini kita mudah bicara akan, akan dan akan, namun yang penting adalah pelaksanaan.
Jusuf Kalla :
Anda
pernah menristek. Ristek inovasi, dan mengembangkan teknologi. Pada
saat menteri apa inovasi yang pernah bapak lakukan yang membuat kita
bahagia dan perlu dishare.
Hatta :
Sebelum inovasi, kita harus letakkan dasar-dasar. Pada tahun 2002 saya siapkan UU tentang pengembangan IPTEK.
Ini
menjadi dasar bagaimana spending untuk environment triple helix. Kalau
Bapak JK Tanya, pada bidang pangan, banyak sekali yang diaplikasikan di
LIPI dan IPB, ITB di material dan transport di bagian timur.
Di
bidang energi. Tidak boleh lagi membangun pembangkit di bawah 15 mwatt
tanpa adanya persetujuan lembaga tinggi negara. Saya bangga dengan yang
sudah saya lakukan pak JK terima kasih.
Jusuf Kalla :
Turut berbangga bahwa hasilnya adalah UU, Bukan Inovasi.
Kalau inovasi di bibit kok kita malah impor lebih besar terus menerus. Ini malah tidak ada perkembangan dong.
Tentang listrik, konstituen memerlukan itu. Terima kasih.
Hatta :
Pak JK, memang saya bangga bahwa itu adalah inovasi. Karena inovasi adalah yang terdifusi dalam sector.
Menyangkut
pangan, bahwa kita masih impor, pak JK kan masih paham karena kita
masih swasembada pangan. Kebutuhan mendasar sudah swasembada, namun ada
pembutuhan kepada negara asing.
Beberapa hanya terkait dengan pengambilan keputusan insidentil karena dirasa perlu. Terima kasih.
Hatta :
Saya
membaca visi misi bapak. Itu memang tidak lagi memperhitungkan atau
menolak Ujian Nasional, bapak adalah promotor utama ujian nasional saat
menjabat. Apa perubahan di diri pak JK, apa yang salah?
Jusuf Kalla :
Pak Hatta, Kalau and abaca betul visi misi kami bunyinya adalah akan dievaluasi kurikulum, dan ujian nasional.
Evaluasi adalah memperhatikan bobot dan sistem, bukan menghilangkan jangan disalahartikan.
Kesenjangan
pendidikan di daerah-daerah tidak mungkin diperbaiki kalau tidak ada
pemetaan. Pemetaan hanya bisa dilakukan kalau ada Ujian nasional. Ini
dilakukan di semua negara.
Ini diperlukan untuk
pemetaan dan mengetahui seberapa besar kesenjangan itu, walaupun tentu
perlu ada evaluasi dalam pelaksanaannya
Hatta :
Apa
yang dievaluasi?, jika dibaca runtun terkait pemerataan. Ujian Nasional
terkait dengan tolok ukur standarisasi. Tentu para pakar pendidikan
kita sudah memperhatikan standar nasional dan standar daerah, Kalau
bapak ingin evaluasi di bagian mana lagi?, Ada tiga kompetisi knowledge,
attitude, dan skill. Jangan jadi kita tidak punya attitude itu.
Bagaimana yang dievaluasi di sisi apanya?
Jusuf Kalla :
Saya
ingin memberikan pengalaman dulu, bagaimana mutu pendidikan waktu itu,
nilai kelulusan kita hanya 3.5. Itu sangat rendah, kemudian kita naikkan
lagi 5.5 dan yang tidak lulus hanya satu persen. Itu sangat tinggi.
Itu juga bisa kita masukkan sebagai evaluasi, karena kita menjadi tahu bagaimana kondisi pendidikan kita.
SEGMEN VI : KORESPONDENSI II CAWAPRES
Jusuf Kalla :
Pak
hatta, kita bicara SDM sudah banyak, Sekarang kita bicara Kelembagaan,
kita punya banyak kelembagaan seperti BPPT, LIPI. Bagaimana kita bisa
mensinergikan, sehingga hasil kelembagaan itu bisa terukur?
Hatta :
Kita
punya tujuh lembaga di bagah menristek. Misal LIPI banyak melakukan
riset mendasar termasuk di bagian social. BPPT bukan melakukan riset,
tetapi menjadi semacan clearing house.
Pertanyaannya,
kita tidak perlu memaksa tujuh lembaga itu menyamakan kontribusi mereka
karena mereka memiliki kompetisi masing-masing, namun outcomenya. Jangan
ada redundant dibagian penelitian karena adanya keterbatasan.
Jusuf Kalla :
Yang
saya maksud akuntabilitas harus terukur, sehingga ketika kita ingin
meningkatkan biaya anggaran bisa terukur. Kita merasa lembaga itu belum
bisa menjawab dinamika kebutuhan teknologi kita. Itu yang saya maksud.
Hatta :
Tentu saja koordinasi diperlukan, karena itulah mereka di bawah langsung menristek. Kita setuju memang perlu penajaman.
Koordinasi terkait anggaran, dan penajaman penelitian perlu dilakukan dan ini ada enam yang harus diperhatikan.
1. Pangan
2. Energi
3. Transporati
4. Pertahanan
5. Kesehatan
6. Kebumian dan maritim
Saya setuju koordinasi itu sangat penting terima kasih.
Hatta :
Pertanyaan
saya sederhana, apa pandangan Pak JK terkait system pendidikan kita
saat ini dan dikaitkan dengan pandangan pak JK dulu yang kurang setuju
dengan pendidikan gratis. Kami menggratiskan biaya pendidikan dari mulai
usia dini. Apakah bapak menilai adanya pendidikan inklusif disitu?
Jusuf Kalla :
Pendidikan gratis, sudah terjadi Sesuai konstituen. Mengenai berbeda pendapat itu menjadi hal lain.
Harus adanya cross subsidi mengenai kemampuan dan ketidakmampuan. Hal ini untuk menghindari yang mampu membayar secara inklusif.
Ada hal yang perlu kita perhatikan dalam pendidikan kita.
Hatta :
Saya
masih belum mendapatkan jawaban yang pas, pendidikan berkeadilan dan
inklusif adalah hak mendasar dari warga negara sebagaiamana dalam pasal
31 ayat 1 dan 2.
Masalah yang kaya dan miskin itu tidak menjadi masalah, karena orang kaya sudah membayar pajak lebih tinggi.
Kalau perlu kita harus menggratiskan sampai perguruan tinggi.
Jusuf Kalla :
Saya
ingin tegaskan kita mendorong adanya pendidikan gratis, tapi tentu
perlu adanya kerjasama antar institusi. Contohnya sekolah berfasilitas
sangat baik bisa berkontribusi ke sekolah dengan fasilitas kurang ini
akan mengurangi gap. Terima kasih.
PERNYATAAN PENUTUP
Hatta :
Rakyat Indonesia yang saya cintai, para ibu-ibu, para pedagang asongan, para nelayan, dan semua rakyat.
Mimpi kita adalah masa depan yang cerah. Kita harus kerja keras, kita ingin bebas semua.
Prabowo
Hatta mengedepankan konsep pembangunan sumber daya manusia dan
teknologi kita. Energi kita bisa habis, namun kecerdasan kita harus kita
tingkatkan.
Indonesia bisa maju, menjadi bangsa yang disegani menjadi macan asia.
Jusuf Kalla :
Sumber daya manusia dan IPTEK menghasilkan produktivitas yang baik untuk bangsa ini, itu menjadi tujuan kita memakmurkan bangsa.
Pendidikan menjadi tanggungjawab kita, tanggung jawab negara, lembaga, terutama keluarga. Keluarga adalah yang paling utama.
Kedua adalah ibu-ibu kita sebagai tulang punggung pendidikan utama, harus kita beri apresiasi utama.
Bagi kalangan yang disabilitas, harus kita perhatikan secara lebih.
Kita
harus perhatikan semua level kependidikan, PAUD, Perguruan tinggi,
harus diperhatikan semuanya. Anggaran harus besar diberikan untuk hal
tersebut.
Teknologi adalah bagian penting dan harus kita tingkatkan untuk kebesaran negara kita. Terima kasih.