Kamis, 29 November 2018

Melihat Kembali Geliat Adopsi 5G di Indonesia | PT SOLID GOLD BERJANGKA


PT Solid Gold Berjangka - Ericsson memprediksi bahwa di tahun 2024 jaringan 5G sudah akan menjangkau 40% wilayah dunia. Lantas bagaimana dgn geliat peralihan teknologi jaringan 5G di Indonesia saat ini?

Dalam beberapa bulan ini, tiga operator di Tanah Air telah menunjukkan kalau mereka siap menggelar 5G, meski saat ini masih dlm bentuk uji coba. Operator yg dimaksud adalah Telkomsel, XL Axiata, & Indosat Ooredoo. Telkomsel & XL Axiata melakukan uji coba 5G hampir bersamaan, yakni sama-sama di bulan Agustus. Kendati begitu, tujuan dr pengujian jaringan kelima tersebut sasarannya beda satu sama lain.

Telkomsel

Telkomsel melakukan tes 5G utk keperluan menyambut perhelatan Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Tak hanya memamerkan mobil tanpa sopir ketika itu, melalui Telkomsel 5G Experience Center, Telkomsel menyediakan beragam teknologi canggih hasil dr dukungan 5G, seperti Live Streaming, Football 2020, Future Driving, Cycling Everywhere.

Untuk menjalankan layanan 5G, Telkomsel menggunakan spektrum 28 GHz, di mana dlm uji coba kecepatan internet tembus lebih dr 16 Gbps. Sementara dgn menggunakan teknologi 4G, kecepatan internetnya 300 Mbps.

XL Axiata

Masih di bulan yg sama, tepatnya setelah uji coba 5G Telkomsel, XL pun menggelar uji coba layanan berbasis 5G & Wireless Gigabit (WiGig).

Berlokasi di sekitar Kota Tua Jakarta, teknologi 5G & WiGig coba diterapkan XL pada sejumlah aktivitas pengelolaan lingkungan perkotaan.
Dalam uji coba yg dilakukan mencakup penerapan 5G pada pengelolaan sampah, pengelolaan taman, peliharaan kebersihan sungai, serta WiGig utk kamera surveillance (CCTV) & layanan Internet kecepatan tinggi melalui WiFi yg juga langsung bisa dinikmati secara gratis oleh pengunjung di sekitar area demo.

Dari sisi kecepatan, uji coba 5G yg dilakukan XL kala itu mampu melesat sampai 11 Gbps.

Indosat Ooredoo

Kemudian Indosat Ooredoo tak mau kalah dgn kedua operator sebelumnya. Meski terkesan telat, tetapi anak usaha Ooredo Group ini turut terjun menguji layanan 5G dgn cara berbeda.

Pada pengujian pekan lalu, Indosat Ooredoo melakukan dua demo yg memanfaatkan jaringan 5G, yaitu test bed utk 5G & 3D-AR (Augmented Reality).

Hasilnya, kecepatan test bed 5G tersebut mencapai 10 Gbps per UE (User Equipment) dr total 20 Gbps. Demo ini juga memiliki beam tracking sebagai salah satu kemampuan unggulan 5G yg memungkinkan kapasitas serta kinerja lebih tinggi. Selain itu, teknologi ini juga memungkinkan streaming video 4K ke UE melalui radio 5G.Sementara itu, 3D-AR (Augmented Reality) menghadirkan pengalaman & interaktivitas yg mendlm dgn objek virtual. Demo 3D-AR akan membawa pengguna melihat & berinteraksi dgn objek virtual yg terlihat hidup, seperti anatomi manusia fotorealistik & gambar 360 derajat dr planet Bumi.

Kominfo

Dalam sebuah kesempatan, Kominfo pernah mengatakan ada tiga pilihan frekuensi yg dapat digunakan utk menggelar layanan 5G. Pilihan tersebut berdasarkan mengikuti kesepakatan dunia di bi&g telekomunikasi. "Di band 3,5 GHz, terus ada 2,6 GHz, & 2,8 GHz. Kita mengikuti kesepakatan dunia, jadi band itu tdk bisa Indonesia menentukan sendiri, kalau begitu nanti spesial & khususnya yg bisa biayanya mahal," ujar Dirjen Sumber Daya & Perangkat Pos & Informatika (SDPPI) Kementerian Kominfo Ismail di Menara Merdeka, Jakarta.

Pun demikian, sampai saat ini Kominfo belum menentukan frekuensi mana yg dapat digunakan operator seluler dlm menggelar layanan 5G. Jadi, 5G mau dibawa ke mana, Kominfo?

(Ad -- Solid Gold Berjangka)

0 comments :

Posting Komentar