PT SOLID GOLD BERJANGKA - Jagat internasional & media sosial belakangan masih ramai dgn isu konflik Suriah, terutama setelah Kota Aleppo berhasil kembali direbut oleh pasukan Suriah dari tangan kaum pemberontak.
Seiring dgn pemberitaan itu beredar pula foto-foto & video palsu yg memperlihatkan kekejaman tentara Suriah dalam membantai warga sipil di Aleppo yg beredar di media sosial dari media arus utama atau sejumlah media Barat.
Dari berbagai pemberitaan media Barat itu, dunia, termasuk rakyat Indonesia pada umumnya, dgn mudah dibuat percaya bahwa kekejaman tentara Suriah itu benar adanya.
Berbanding lurus dgn pemberitaan selama ini yg berhasil membuat dunia internasional mengecam kekejaman rezim Basyar al-Assad terhadap rakyatnya sejak konflik meletus pada 2011.
Dunia & rakyat Indonesia jg kebanyakan percaya bahwa konflik Suriah adalah perseteruan antara muslim Sunni & Syiah.
Ternyata memang tidak sedikit orang-orang yg bahkan tidak tahu atau tidak paham akar konflik sebenarnya yg telah menewaskan ratusan ribu orang, kata PBB, & jutaan rakyat Suriah mengungsi.
Sejumlah negara terlibat dalam konflik ini spt Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Arab Saudi, Turki, Qatar, Yordania, Rusia, Iran.
Beginilah akar permulaan konflik Suriah yg sebenarnya:
Pada 2011-2012 setelah Basyar al-Assad menolak proposal Turki untuk membangun pipa minyak & gas alam antara Qatar & Turki melalui Suriah, Turki beserta sekutunya menjadi 'arsitek utama dari konflik Suriah'.
Proposal pipa gas itu jika diwujudkan maka akan memangkas pasokan gas dari Rusia ke Eropa yg selama ini didominasi oleh perusahaan gas Rusia Gazprom.
Dengan kondisi itu Timur Tengah kian tercabik-cabik lantaran rencana pipa minyak & gas yg kemudian dibenturkan dgn memperuncing perbedaan keyakinan atau agama.
Situasi itu tentu dimanfaatkan oleh pihak-pihak yg menginginkan pergantian rezim yg nantinya lebih bersedia membuka jalur pipa minyak & gas kepada para penawar tertinggi yg berkepentingan.
Baca Juga : Kronologi Penangkapan Pelaku Perampokan Pulomas | SOLID GOLD
Pada 2012, Amerika, Inggris Prancis, Qatar & Arab Saudi bersama Turki mulai membentuk, mempersenjatai, & mengongkosi kaum pemberontak dari Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), sesuai dgn rencana lama Amerika yg ingin memecah belah Suriah.
Negara-negara itu kemudian sepakat untuk memecah belah Suriah lewat agama sbg jalan buat menggulingkan Presiden Assad.
Di saat yg sama Suriah bersama Iran & Irak justru membahas pembangunan jalur pipa migas yg rencananya akan dimulai antara 2014 & 2016 dari ladang minyak Iran South Pars melalui Irak lalu ke Suriah.
Jika itu terwujud maka jalur pipa migas itu akan dgn mudah diperpanjang ke Libanon & dgn demikian mencapai Eropa, sbg target pasar.
Dengan demikian persoalan akses migas inilah, bukan isu sektarian atau agama, yg menjadi akar penyebab konflik di Suriah.
Namun yg lebih terlihat di panggung internasional, konflik ini adalah perseteruan Sunni-Syiah.
Mengapa?
Karena jika seluruh dunia tahu, orang-orang tidak akan mendukung kaum pemberontak spt yg dilakukan Amerika, Saudi, & koalisinya selama ini.
Berbagai media asal Amerika & Eropa membanjiri dunia dgn pemberitaan soal kekerasan & penderitaan rakyat Suriah serta para pengungsi di Eropa & konflik agama, namun berita-berita itu tidak menyoroti akar konflik yg sebenarnya yaitu kepentingan ekonomi & politik.
(Prz - Solid Gold)
0 comments :
Posting Komentar