Senin pada 16 Juni lalu, Korsel dan Uni Eropa mengumumkan sebuah kesepakatan baru yang penting. Kedua belah pihak akan bersama-sama mengembangkan sistem jaringan 5G, dan diharapkan sebelum akhir 2015 mendatang jaringan 5G sudah dapat dinikmati secara global.
Jaringan 5G ultra cepat
Pasar jaringan 4G masih booming, untuk menjadi yang terdepan, Korsel dan Uni Eropa mendapatkan momentum untuk mengembangkan jaringan 5G. Melansir "The Wall Street Journal", menurut sebuah pernyataan pemerintah Korea Selatan, bahwa Korsel dan Uni Eropa akan membentuk tim proyek bersama untuk mengembangkan sistem jaringan 5G, menetapkan standar kesatuan dan siap beradaptasi dengan teknologi jaringan baru.
Bagi Uni Eropa yang saat ini tertinggal dalam persaingan industri telekomunikasi global, perjanjian tersebut telah memainkan peran penting. Korea Selatan berharap untuk secara ketat mengontrol paten dalam bidang teknologi terkait. Pada awal Januari lalu, pemerintah Korea Selatan telah mengumumkan roadmap pengembangan teknologi komunikasi nirkabel 5G dan mengkalim bahwa pada Desember 2020 mendatang menjadi negara pertama yang mengkomersialisasikan jaringan 5G.
Kerjasama antara Korea Selatan dan Uni Eropa akan dipimpin oleh 5G PPP Eropa dan 5G Forum Korsel. Markas 5G PPP terletak di Belgia, yang terdiri dari perusahaan-perusahaan teknologi telekomunikasi Eropa seperti Telefonica SA dan Nokia Oyj dan sebagainya. Sehubungan dengan itu, pemerintah Korea Selatan memperkirakan bahwa 7 tahun ke depan secara total akan menginvestasikan sekitar 1.6 triliun Won (selama tujuh tahun ke depan akan menjadi total 1,6 triliun won atau sekitar Rp 13.9 triliun).
Sementara itu, pemerintah Korea Selatan juga memperkirakan dalam kurun 2020 - 2026, perangkat mobile yang berhubungan dengan jaringan 5G dan jumlah penjualan perangkat jaringan akan mencapai 331 Triliun Won.
Raksasa jaringan komunikasi Samsung dan Eropa akan diuntungkan
Untuk Uni Eropa, pada Desember 2013 lalu, Komisi Eropa pernag menyatakan bahwa pihaknya bersama dengan mitra bisnis masing-masing akan menggelontorkan dana sebesar 700 juta euro dan sekitar 3 miliar euro, dan akan segera mengembangkan jaringan 5G. Pada akhir tahun mendatang, Komisi Eropa akan memilih proyek investasi pertama dengan skala investasi yang diperkirakan sebesar 125 juta euro.
Kerjasama Korea Selatan dan Uni Eropa akan menguntungkan Ericsson, Nokia Siemens dan Alcatel-Lucent dan produsen perangkat mobile Eropa lainnya serta Samsung Electronics Korea Selatan. Pada akhir tahun lalu, Samsung mengklaim telah membuat terobosan pada teknologi jaringan 5G, menemukan band frekuensi tinggi yang lebih efektif untuk mentransfer data dalam jumlah besar dibandingkan cara tradisional.
Hal ini pada akhirnya akan memungkinkan pengguna mobile bisa lebih cepat mengirim file data yang besar, dan "nyaris tidak ada pembatasan." Diprediksi untuk mencapai tujuan ini, Samsung Electronics yang keuntungannya sangat bergantung pada layanan mobile akan memainkan peran yang aktif.
0 comments :
Posting Komentar