Kamis, 20 Juli 2017

Solid Gold Berjangka | Alasan Mengapa Manusia Masih Belum Menemukan Alien

PT SOLID GOLD BERJANGKA - Galaksi Bima Sakti adalah rumah bagi 100 hingga 400 miliar bintang.

Masing-masing bintang berpotensi diorbit oleh planet-planet.



Setidaknya, terdapat dua triliun galaksi spt galaksi milik kita yg dapat diamati di alam semesta ini.

Masing-masing dari mereka dihuni oleh triliunan planet yg mengorbit ratusan miliar bintang.

Dengan miliaran bintang di galaksi kita, peradaban cerdas di luar bumi seharusnya bisa ditemukan.

Menurut perbandingan Business Insider, jika hanya 0,1 persen planet di galaksi kita yg mungkin layak menampung kehidupan, itu berarti ada sekitar satu juta planet dgn kehidupan di dalamnya.

Angka-angka ini mendorong fisikawan peraih penghargaan Nobel, Enrico Fermi, untuk bertanya mengenai bentuk kehidupan alien.

"Di mana mereka?" "Mengapa tidak ada tanda-tanda kehidupan lain yg 'berkunjung' ke Bumi?"

Pertanyaan ini pun kemudian dikenal sbg paradoks Fermi.

Menurut paradoks tersebut, terdapat tiga jenis peradaban di alam semesta: peradaban I (yg cenderung menghabiskan sumber daya planet)

Peradaban II (yg menuai energi dari bintang induk mereka), &

Peradaban III (yg menuai energi dari seluruh galaksi mereka).

Paradoks ini kemudian terjawab melalui hipotesis "Great Filter".

Hipotesis tersebut mengatakan bahwa tidak mungkin jika tiga peradaban tersebut ada di alam semesta ini. Sekalipun ada, itu sangatlah sulit.

Pasalnya, sebelum suatu peradaban menjadi golongan peradaban yg lebih "cerdas", mereka harus berhasil lolos melewati "Great Filter".

Sedangkan, hanya segelintir peradaban yg dapat melewati batas tersebut.

Selain itu, ada beberapa alasan logis yg dapat menjawab paradoks Fermi.

Mungkin, peradaban yg telah maju pernah menyambangi Bumi, tetapi manusia zaman dahulu tidak mendokumentasikannya dlm catatan sejarah.

Bumi jg dianggap sbg planet yg terpencil di galaksi Bima Sakti & manusianya tergolong dlm peradaban I yg primitif.

Sepertinya, peradaban yg lebih maju (peradaban II & III) enggan untuk menyambanginya.

Ada momen transisi tertentu dari perspektif evolusioner bahwa planet mana pun spt milik kita harus mampu selangkah lebih maju sebelum berkomunikasi dgn dunia lain.

Dalam kasus ini, kita mungkin menjumpai "Great Filter" dlm evolusi kita.

Di sisi lain, perubahan iklim secara perlahan akan menghancurkan kehidupan di Bumi.

Iklim yg sangat stabil dlm 12.000 tahun terakhir akan hancur oleh perkembangan peradaban manusia & industrialisasi.

Hal itu dapat menyebabkan "punah"-nya kehidupan di Bumi, menyusul peradaban yg telah punah.

David Wallace-Wells menulis di New York Magazine: "Di alam semesta yg berumur milyaran tahun, dgn sistem bintang yg terpisah oleh ruang & waktu, peradaban dapat muncul & berkembang, serta saling bertemu satu sama lain."

"Kepunahan massal yg sekarang kita jalani baru saja dimulai, & akan lebih banyak lagi ke depannya.”

Ilmuwan lain memiliki jawaban yg lebih menyedihkan terhadap paradoks Fermi.

Ahli neurologi Oxford, Anders Sandberg; anggota Astronomical Observatory of Belgrade, Milan Cirkovic; & pakar Artificial Intelligence (AI), Stuart Armstrong, mengatakan bahwa alien tidaklah punah.

Mereka berada dlm keadaan hibernasi, menunggu alam semesta menjadi dingin.

Profesor Zaza Osmanov dari Free University of Tbilisi percaya bahwa pencarian kita akan tanda-tanda megastruktur alien belum dihargai.

Hal itu disebabkan karena kita hanya berfokus pada bintang, & bukan memperhatikan pulsar—bintang neutron yg berotasi dgn cepat & memancarkan geombang radio yg kuat.

Fisikawan Brian Cox pun memberikan kemungkinan lain; sebuah kisah peringatan untuk peradaban kita sendiri & jg yg lainnya.

"Mau tidak mau, pertumbuhan sains & teknik telah melampaui pengembangan keahlian politik, yg pada akhirnya menyebabkan bencana," kata Cox.

Jika kehidupan yg cerdas tanpa sadar membuat dirinya punah setelah mengalami kemajuan, ahli fisika percaya, "kita bisa mendekati posisi itu."

Baca juga Artikel - artikel menarik kami lainnya di :
(Prz - PT Solid Gold Berjangka)

0 comments :

Posting Komentar